ERAINSPIRASI.COM, KUPANG — Sebanyak 17 sekolah di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), belum selesai dikerjakan. Padahal, proses pembangunan 16 SD dan satu SMP itu udah berlangsung sejak 2022.
Mangkraknya belasan sekolah di Kabupaten Kupang itu sempat membawa dampak anggota Komisi X DPR Fraksi Demokrat Anita Jacoba Gah marah. Ia pun meluapkan amarahnya kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim hingga viral di tempat sosial.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang Elyazer Teuf, membetulkan bangunan 17 sekolah di NTT selanjutnya belum tuntas. Ia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT segera selesaikan gedung sekolah selanjutnya sebab sebentar kembali memasuki th. ajaran baru.
“Ini udah sejak 2022. Hitung-hitung udah dua th. (pembangunan), tetapi belum beres-beres juga,” kata Elyazer kepada detikBali, Sabtu (8/6/2024).
Elyazer mengaku udah pernah memberikan kasus itu kepada Pemprov NTT. Namun, ia belum sadar alasan mangkraknya belasan sekolah yang dibangun menggunakan dana dekonsentrasi tersebut.
“Penyebabnya, saya belum sadar sebab bukan tugas kita untuk mengawasi. Sebab, itu juga bukan berasal dari kabupaten yang kerjakan,” pungkasnya.
Adapun 17 sekolah yang belum rampung itu, antara lain SDN Tinis, SDN Kobe, SDN Merbaun, SDN Tunbaun 2, SDI Buraen, SDN Naet, SDN Kuaneke, SDN Rium, SDN Rabe, SDN Bimous, SDN Oekaka. Selanjutnya, SDN Oenoni, SDN Binoni, SDN Hukou, SDN Koates, dan SMPN 8 Amarasi Barat.
Dilansir berasal dari detikNews, anggota Komisi X DPR Fraksi Demokrat Anita Jacoba Gah meluapkan amarahnya ke Mendikbud Ristek Nadiem Makarim pas rapat anggaran. Bahkan, Anita hingga menyinggung rekomendasi ke KPK untuk laksanakan pemeriksaan pada Kemendikbud Ristek.
Momen itu berlangsung dalam rapat dengan Komisi X DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024). Mulanya, Anita menyoroti anggaran Rp 15 triliun di Kemendikbud Ristek.
“Itu banyak anggaran yang udah diberikan begitu banyak th. 2024 apakah udah dipergunakan dengan baik atau tidak?” kata Anita dalam rapat.
“Pak Menteri berulang kali saya katakan bahwa tetap banyak kasus pada realisasi anggaran dan penyerapan anggaran APBN itu ke daerah,” imbuhnya.
Anita sesudah itu menyinggung tetap ada guru PPPK yang belum mendapat SK meski udah lulus. Dia juga memberikan hasil pengawasannya di lapangan tetap ada bangunan-bangunan sekolah yang terbengkalai, juga di NTT.
“Sampai saat ini guru PPPK yang udah lolos hingga saat ini belum dikasih SK. Provinsi NTT belum, mereka belum terima SK. Kedua, guru-guru daerah terpencil tetap banyak yang belum terima juga tunjangannya,” kata Anita.
“Ketiga, banyak bangunan sekolah yang tetap terbengkalai padahal berasal dari 2021 anggarannya. Di Kabupaten Kupang ada 17 sekolah bangunan yang berasal dari 2021 hingga saat ini tidak terselesaikan. Mau lagi? Kita lihat lagi, dana-dana PIP,” imbuhnya.