Dishub Makassar Maksimalkan Bus Listrik untuk Antar Jemput Pelajar, 17 Ribu Penumpang Tercatat

MAKASSAR, ERAINSPARASI — Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Perhubungan terus mendorong modernisasi layanan transportasi publik, salah satunya melalui optimalisasi armada bus listrik sebagai moda antar jemput pelajar dan guru. Inovasi ini bukan hanya soal ramah lingkungan, tapi juga mengusung sistem teknologi canggih berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) yang kini resmi terintegrasi dalam operasional bus.

Sebanyak tiga unit bus listrik dikerahkan Dishub untuk melayani rute khusus sekolah, dilengkapi sensor dan sistem pemantauan mutakhir yang memungkinkan pemantauan langsung terhadap kondisi kendaraan, pengemudi, dan penumpang.

“Semua terpantau dari ruang kendali Dishub. Mulai posisi bus, aktivitas di dalam kabin, hingga perilaku sopir,” ujar Jusman, Kepala Bidang Angkutan Darat Dishub Makassar, Minggu (20/7/2025).

Teknologi yang diterapkan memungkinkan deteksi pelanggaran secara otomatis, seperti kecepatan berlebih, sopir yang merokok atau terlihat mengantuk, hingga kurangnya fokus selama mengemudi. Jika pelanggaran terdeteksi, sistem akan mengirim notifikasi beserta rekam visual dan audio sebagai bukti.

“Sopir tidak bisa lagi mengelak. Sistem menyimpan jejak setiap pelanggaran dan bisa langsung diverifikasi,” tegas Jusman

Ia menyebut, hingga pertengahan Juli ini, sebanyak 288 bukti pelanggaran tercatat dan telah ditindaklanjuti dengan peringatan. Untuk pelanggaran berat, Dishub menerbitkan laporan tertulis berbentuk evidence report card.

Layanan bus sekolah ini telah dimanfaatkan oleh 17.112 penumpang yang terdiri dari siswa dan guru sepanjang Januari hingga Juni 2025. Selain tiga bus listrik, Dishub juga mengoperasikan dua unit bus konvensional untuk melengkapi layanan antar jemput pelajar di lima trayek strategis:

Terminal Malengkeri–Karebosi (melintasi 26 sekolah)

Terminal Daya–Karebosi (16 sekolah)

Terminal Panakkukang–Karebosi (12 sekolah)

Antang–Karebosi (20 sekolah)

Terminal Daya–Untia (5 sekolah)

Jadwal operasional dibagi dua sesi: pukul 06.00–07.30 WITA untuk pengantaran pagi, dan 14.00–16.00 WITA untuk penjemputan.

Inovasi ini disambut positif oleh masyarakat. Salah satunya, Nur Fadillah, warga Kecamatan Manggala yang mengaku sangat terbantu dengan keberadaan bus sekolah gratis ini.

“Sebelum ada bus sekolah, saya keluar uang Rp10 ribu sampai Rp20 ribu per hari untuk antar jemput anak. Sekarang gratis dan lebih aman. Tidak perlu lagi pakai bentor atau ojek online,” tuturnya.

Upaya Dishub Makassar ini tak hanya dinilai mampu menekan beban ekonomi keluarga, tapi juga dianggap sebagai langkah konkret memperbaiki kualitas layanan transportasi publik sekaligus memperkenalkan teknologi modern yang menyasar kepentingan pelajar secara langsung.