Jakarta, ERAINSPIRASI– Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan langkah khusus menjelang masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), menyusul proyeksi meningkatnya minat masyarakat menggunakan transportasi laut. Berdasarkan hasil Survei Potensi Pergerakan Orang Nataru 2025, diperkirakan lebih dari 2,6 juta penumpang akan memilih kapal laut sebagai moda perjalanan akhir tahun.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menekankan bahwa seluruh persiapan difokuskan pada penguatan standar keselamatan. Dengan potensi cuaca ekstrem dan tingginya frekuensi keberangkatan, pihaknya telah mengaktifkan pengawasan lapangan selama 24 jam penuh untuk memastikan seluruh aktivitas pelayaran berjalan aman.
“Aspek keselamatan berada di titik paling atas dari seluruh prioritas. Langkah pencegahan harus lebih kuat dari sekadar penanganan,” ujar Dudy dalam keterangannya, Minggu (07/12).
Ia juga mengingatkan bahwa pengalaman insiden kecelakaan kapal beberapa bulan terakhir menjadi alarm penting untuk memperketat sistem mitigasi. Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali serta insiden kebakaran KM Barcelona VA di perairan Talise, Sulawesi Utara, disebut menjadi pelajaran berharga agar pengawasan tak boleh longgar terutama menjelang lonjakan penumpang.
Untuk itu, Dudy menginstruksikan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melakukan evaluasi mendalam di seluruh lini. Langkah yang ditekankan meliputi ramp check kapal secara ketat, pemantauan kapasitas muatan, serta larangan berlayar bagi seluruh kapal yang tidak memenuhi standar keamanan.
“Kesiapan SAR dan sistem komunikasi cuaca harus dimaksimalkan. Informasi mengenai gelombang tinggi dan cuaca ekstrem wajib tersampaikan cepat ke operator maupun masyarakat,” tegasnya.
Selain fokus pada keamanan, Kemenhub juga memperkuat kualitas layanan publik maritim melalui platform MaritimHUB, sebuah sistem layanan cepat dan terintegrasi antar direktorat. Platform ini memungkinkan pengurusan berbagai izin dan sertifikat secara lebih efisien, termasuk tanda UN-Mark, persetujuan kerja keruk, sertifikat Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), registrasi BKKP, hingga pengujian oleh BTKP.
Dudy menilai kehadiran MaritimHUB menjadi langkah penting dalam modernisasi pelayanan sektor maritim Indonesia.
“Keselamatan adalah fondasi, tetapi pelayanan yang baik adalah wajah sektor transportasi kita,” ujarnya.
Di tengah berbagai penguatan sistem, Kemenhub juga sedang menjalankan masa transisi penting terkait pengalihan tugas dan fungsi Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) dari Ditjen Perhubungan Darat menuju Ditjen Perhubungan Laut. Transisi ini dianggap sebagai upaya untuk memperkuat tata kelola transportasi air secara nasional.
Menutup keterangannya, Dudy berharap seluruh jajaran tetap responsif dan siap menghadapi dinamika lapangan selama masa angkutan Nataru.
“Saya ingin seluruh proses transisi dan pengawasan berjalan mulus. Ini momentum memperkuat pelayanan dan keselamatan maritim kita,” katanya.






