ERAINSPIRASI.COM, Jakarta — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), melalui Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan akan meluncurkan buku di Roma, Italia. Buku akan diluncurkan di tengah momentum COFO-27 dan 9th World Forestry Week.
Dalam info pers KLHK yang diterima, Senin (22/7/2024), buku yang bertajuk The State of Indonesia’s Forests 2024 (SOIFO) tersebut akan diluncurkan di tengah momentum 27th Session of the Food and Agriculture Organization (FAO) Committee on Forestry (COFO-27) dan 9th World Forestry Week yang digelar di Roma, pada 22-26 Juli 2024.
Peluncuran akan dijalankan pada 23 Juli 2024 pada sementara KLHK berpartisipasi didalam event COFO 27 dan WFW 2024 dengan jalankan kegiatan Side Event didalam bentuk talkshow dengan tema ‘advancing forest suistainability and climate resilience through enhanced forest monitoring system’.
Talkshow direncanakan akan dijalankan pada Selasa, 23 Juli 2024 dan bertempat di Sheikh Zayed Center FAO Headquarters Building, Rome, Itala, pukul 08.00 hingga 09.15 sementara Roma.
Tujuan berasal dari talkshow ini, tak hanya launching The State of Indonesia’s Forests (SOIFO) 2024, terhitung berbagi informasi mengenai Sistem Pemantauan Hutan Nasional (SIMONTANA) sebagai pendukung pencapaian pengelolaan hutan lestari dan ketahanan iklim; dan menjajaki potensi kolaborasi internasional.
Diketahui, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI Siti Nurbaya Bakar mendatangi Roma, Italia, pada Minggu (21/7).
Kunjungan ke Roma ini didalam rangka 27th Session of the Food and Agriculture Organization (FAO) Committee on Forestry (COFO-27) dan 9th World Forestry Week yang digelar di Roma, pada 22-26 Juli 2024.
Siti Nurbaya dijadwalkan akan mengimbuhkan speech berkenaan ‘Innovation in the forest sector to drive sustainable forest management’ pada Senin (22/7). Menteri Siti terhitung dijadwalkan menggelar pertemuan bilateral dengan pihak Amerika Serikat pada hari berikutnya.
Comission on Forestry (COFO) merupakan keliru satu Tehnical Committee di bawah naungan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), yang jadi platform kunci untuk mengkaji isu-isu kebijakan dan tekhnis kehutanan secara global.
Pertemuan ini terhitung mengimbuhkan kesempatan untuk memperkuat kerja serupa melalui beragam komisi dan program di bawah FAO.