MAKASSAR, ERAINSPIRASI– Upaya pemerintah kota menata kawasan bawah Terowongan Ramayana kembali dihadapkan pada tantangan lama: keberadaan juru parkir (jukir) liar yang tetap beroperasi meski berkali-kali ditindak. Aktivitas ilegal tersebut tidak hanya mengacaukan arus lalu lintas, tetapi juga menimbulkan keresahan bagi pengendara yang melintas.
Direktur Operasional Perumda Parkir Makassar, Andi Ryan Adrianto, kembali turun langsung melakukan penertiban. Ia menegaskan bahwa lokasi di bawah terowongan bukan merupakan area parkir resmi dan sudah sejak lama menjadi titik rawan macet.
“Kami sudah berkali-kali ingatkan, tapi tetap saja ada yang memaksa beroperasi. Hari ini kami beri teguran keras agar mereka tidak lagi memanfaatkan area ini untuk menarik parkir ilegal,” ujarnya, Minggu (07/12).
Dalam operasi tersebut, tim gabungan yang terdiri dari Perumda Parkir, Satgas Penataan, dan Satpol PP Kecamatan Panakkukang melakukan pendataan identitas, pemeriksaan atribut, serta memastikan tidak ada pungutan yang merugikan masyarakat. Tim juga memberikan sosialisasi agar para jukir tidak kembali beraktivitas di titik tersebut.
Langkah penertiban ini dilakukan sebagai bagian dari strategi pengawasan jangka panjang. Andi Ryan menegaskan bahwa keberadaan jukir liar menjadi salah satu faktor utama terjadinya penyempitan arus kendaraan di pusat kota.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Parkir Makassar, Adi Rasyid Ali, menyatakan pihaknya telah meningkatkan intensitas patroli di beberapa area yang kerap menjadi target praktik parkir ilegal.
“Tujuan kami bukan menghambat mata pencaharian siapa pun, tapi menjaga keteraturan kota. Semua sudah ada tempat dan aturannya. Karena itu, kami juga memasang barrier untuk mencegah kendaraan berhenti sembarangan,” jelasnya.
Selain menindak jukir liar, Perumda Parkir juga mendesak pengelola Mall Ramayana agar lebih proaktif mengatur arus kendaraan keluar-masuk pusat perbelanjaan tersebut. Penataan internal mal dinilai berperan penting dalam mengurangi kepadatan yang mengular hingga ke area terowongan.
Warga sekitar menyambut baik operasi ini. Mereka berharap penertiban tidak hanya dilakukan sesekali, tetapi berkelanjutan, mengingat praktik parkir liar di Terowongan Ramayana kerap muncul kembali setelah kondisi mulai lengah.
Penertiban kali ini menegaskan komitmen Perumda Parkir Makassar untuk menciptakan kawasan kota yang lebih tertib dan nyaman. “Segala aktivitas ilegal yang mengganggu ketertiban publik pasti kami tindak. Tidak boleh ada toleransi,” tutup Adi Rasyid.






