Sejumlah warga di Kota Makassar mulai susah mendapatkan air bersih jelang akhir tahun 2023. Hal ini merupakan dampak dari El Nino atau fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya.
Krisis air bersih itu sendiri mulai dirasakan warga di Kompleks Kodam III Jalan Kotipa Raya, Paccerakkang, Biringkanaya, Kota Makassar. Warga di wilayah tersebut selalu kesulitan air bersih jika memasuki musim kemarau.
Salah seorang warga bernama Aris (32) mengatakan, dirinya telah merasakan krisis air bersih dari tahun ke tahun.
“Kalau musim kemarau begini, kami kekurangan air, kalau musim hujan sebaliknya lagi, yah banjir dan sebagainya,” kata
Hanya saja, Aris tetap bersyukur, mengingat setiap memasuki musim kemarau, selalu saja ada yang memberikan bantuan air bersih.
“Ya Alhamdulillah, ada-ada saja yang memperhatikan kami. Memberikan bantuan,” sebutnya.
Hal sama juga dikatakan Enang (70). Ibu rumah tangga itu bercerita akan kekurangan air bersih di tempatnya telah terjadi sejak dahulu. Bahkan awal dirinya tinggal perumahan tersebut.
“Air bersih di sini susah sekali didapat, dari dulu. Hanya menggunakan air sumur. Itu pun airnya kuning (kala masuk musim kemarau),” tutur Enang.
Diceritakan Enang, kondisi air di Kodam III Paccerakkang sangat jauh dari kata layak untuk digunakan.
Krisis air bersih paling terasa kata Enang mulai bulan Mei 2023 sampai sekarang ini. Air bersih dari PDAM Makassar yang diharapkan tak kunjung ada, bahkan pipa saluran air bersih masuk di wilayahnya disebut tak ada.
“Di sini memang tidak ada air PAM. Kami beli air, jika tidak ada bantuan. Satu jirigen kita beli Rp5 ribu. Kalau untuk mencuci kami pakai air sumur tapi saat ini sudah keruh airnya,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Pemprov Sulsel Andi Ariyani yang turun langsung menyalurkan bantuan mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari masyarakat mengenai air bersih yang sulit ditemukan.
“Kami dapat laporan mulai Mei daerah Kodam III sejak Mei di sini kekurangan air bersih. Selain berbagi air bersih untuk warga Kodam III, juga kami berikan bantuan berupa beras untuk meringankan kebutuhan pokok mereka,” ucap Ariyani.
Lanjut Ariyani, pihaknya menyiapkan lima tangki air bersih untuk warga Kodam III. Pemberian ari bersih itu merupakan bentuk kepedulian terhadap warga yang sumur atau sumber airnya mulai kekeringan.
“Kelurahan warga sumur sudah kekeringan, sudah bau dan warnanya sudah kuning. Selama ini mereka beli air untuk masak, dan mencuci,” kuncinya.