ERAINSPIRASI.COM, MAKASSAR – Hanya bermodalkan telepon pintar dan uang puluhan ribu rupiah, para pelaku judi online menjajal peruntungan mereka. Namun, praktik yang tampak sederhana ini menyimpan bahaya jangka panjang.
Yakni, kecanduan dan potensi tindakan kriminal. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melaporkan, sejak 2018 hingga 10 Mei 2024, mereka telah memutus akses 799.645 konten perjudian di berbagai platform digital.
Jumlah pelaku yang terlibat mencapai jutaan orang dari berbagai kalangan. Meski demikian, upaya pemberantasan judi online di Indonesia menghadapi tantangan berat. Situs dan aplikasi judi online terus bermunculan dengan nama berbeda.
Bahkan, setelah aksesnya diputus. Menanggapi fenomena ini, Wakil Ketua DPRD Kota Makassar, Adi Rasyid Ali, menyatakan keprihatinannya.
“Judi online lebih gawat dari Covid-19, karena uang dikuras dan bisa berdampak pada kesehatan. Banyak yang jadi stres akibat kalah,” ujarnya kepada Herald Sulsel, Senin, 29 Juli 2024
“Judi online seolah-olah ada yang mem-back up di Indonesia. Ini tugas negara dan kita semua untuk memberikan edukasi di semua jajaran, mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi,” imbuhnya.
Ia juga mengungkapkan kecurigaannya, maraknya judi online bisa jadi merupakan pengalihan isu dari kasus-kasus besar yang sedang terjadi di republik ini. Adi Rasyid Ali mengajak seluruh elemen masyarakat, untuk bersama-sama memerangi praktik judi online yang semakin meresahkan.
“Ayo lawan judi online,” pungkas pria yang akrab disapa ARA ini. (*)